Rabu, 05 Januari 2011

Analisa Situs www.ebay.com

Penelitian Situs www.ebay.com ini dilakukan utuk memenuhi tugas kampus. Kali ini saya mengamati salah satu situs yang lumayan terkenal, yaitu www.id.ebay.com .


1. Accessibility Terkait dengan bahasa yang disediakan oleh situs ebay ini, situs ini menjadikan user atau sipengguna menjadi lebih mudah paham dan mengerti akan isi dan maksud - maksud yang ada didalam situs ini.
2. Esthetically Pleasing
Untuk tampilan menu tidak begitu rumit untuk di lihat, melainkan sederhana. Untuk keindahan menu, menurut saya simpel dan mudah dimengerti.
3. Availability
Website ebay ini jika dilihat  dari segi availability sudah memenuhi. Hal ini dapat dilihat dari tampilan utamanya yang menyediakan banyak menu sehingga tidak perlu mencari lagi ke halaman yang lainnya. Ditengah kita bisa melihat berbagai link menu yang cukup lengkap.
4. Clarity
website ini sudah cukup jelas menurut saya. Terlihat dari penempatan menu yang jelas dan sesuai dengan fungsionlaitas yang diberikan. Selain itu terdapat pula notice atau penjelasan pada beberapa fungsionalitas yang disediakan di samping ataupun menu yang terdapat di situs ebay.
5. Compatibility     Website ini bisa dikatakan compatible, karena web ebay bisa di buka di beberapa situs browser berbeda. Selain mozila, crome, opera , internet explorer dll     6. Configurability    Dari segi configurability, web ebay konstan dan tidak bisa di ubah-ubah ataupun personalisasikan oleh user.     7. Consistency     dilihat di beberapa halaman situs ebay, menurut saya situs ini tidak begitu konsisten dalam tampilan beberapa halaman. tetapi situs ini konsisten dalam penempatan menu di tiap halaman. Situs ini terlihat tidak konsisten di tampilan iklan atau keterangan yang di pasang di bawah situs.
8. Control
Untuk kontrol, web ini memiliki kontrol yang cukup baik. Tidak ada tombol yang tidak berfungsi, tetapi ada beberapa menu yang tidak begitu di pahami. contoh :
  
9. Directness
Website ini sudah menerapkan prinsip direcness. Disini saya memiliki contoh disaat kita memilih salah satu produk yang di tawarkan, maka langsung muncul menu pembelian dan jika kita klik maka kita akan melakukan registrasi untuk melakukan pemesanan.
10. Efficiency
Web ebay menurut saya kurang efisien. Dari mulai penempatan menu yang terlalu tersebar dimana-mana sehingga membuat pergerakan mata tidak dapat diminimalisasi dan tidak efisien. Akibatnya orang yang melihatnya menjadi pusing .
11. Familiarity
Dari segi ini, menurut saya ebay merupakan situs yang cukup famuliar. Dari segi logo dan nama, nama ebay merupakan salah satu situs yang terkenal di dunia internet atau dunia web ecommerce.
12. flexibility
Web ini tidak hanya berbahasa inggris, dan ada juga bahasa Indonesia.  Kemudahan bagi yang berbahasa Indonesia untuk bisa mengerti bahasa yang di gunakan.
13. forgiveness
Website ini belum menerapkan prinsip forgiveness. Karena pada saat melakukan pemesanan, user harus registrasi dan tidak ada tombol back pada form itu.
14. Immersion  Website ini sudah mengandung prinsip immersion. Dilihat dari tampilan awal ebay pada saat pertama kali diakses, sudah langsung menampilkan halaman untuk pemesanan, sehingga user dapat langsung memesan barang yang di inginkan oleh konsumen. Barang gampang untuk dipilih.
15. Obviousness  Website ebay  ini sudah bisa dikatakan obvious, karena user dapat dengan mudah mengetahui dan memahami apa yang akan dilakukan pada saat melihat tampilan di web ini.bUser pasti langsung bisa mengerti pa yang harus beliau lakukan.
16. Operability
Web ini tidak hanya berbahasa inggris, jadi user bisa mengerti dengan isinya.
17. Perceptibility
Menurut saya, website ebay sudah memenuhi prinsip perceptibility. Hal ini dikarenakan dengan melihat awal tampilan website, user sudah mengetahui bahwa website tersebut adalah website penjualan.
19. Recovery Website ini sudah dapat recovery jika terjadi keslahan. Misalnya saat User belum memilih barang yang akan di beli maka akan muncul pesan bahwa barang belum dipilih. Kemudian Saat pengisian form user juga di anjurkan untuk mengisinya lengkap tanpa ada yang kosong.
20. Responsiveness Prinsip responsiveness sudah cukup bagus, karena hampir semuatombol berfungsi dengan baik, dan me link ke halaman yang tepat.
21. Safety Dalam website ebay ini sudah menerapkan prinsip safety misalnya pada saat pemesanan barang. Pada registri jika melakukan kesalahan  adanya warning ,ini akan membantu Customer mengetahui bahwa dia telah melakukan kesalahan.
22. Simplicity pada ebay, simplicity terlihat dari link-link saja, sedangkan di pengisian registrasi cukup rumit untuk melakukan pengisian.
23. Transparency  Website ini sudah mengijinkan User untuk focus pada tugas yang ada. Misalnya pada saat memesan barang, User dapat focus pada pemesanan barang tanpa perlu memikirkan hal lain diluar kebutuhan pemesanan barang.
24. Visibility   Website ini sudah menerapkan prinsip visibility. Terlihat dari adanya penunjuk progress langkah-langkah pada saat pemesanan barang. Dan pembelian suatu barang tersebut di ebay.
 25. Trade-offs  Dari analisis beberapa prinsip di atas, prinsip yang perinsip yang menjadi kekurangan adalah di kesulitan registrasi dan banyaknya iklan yang tidak kita mengerti.
 Kekurangan :
  • Untuk melakukan pembelian user di persulit dengan registrasi yang rumit.
  • terdapat penjelasan barang yang tidak kita mengerti
  • tombol seach yang tidak begitu berfungsi
kelebihan:
  • link yang bisa kita klik, akan tertuju pada satu halaman yang kita kehendaki.
  • gampangnya memilih suatu produk yang kita kehendaki.
  • produk sudah di klompokan sesuai dengan jenis produk

Selasa, 04 Januari 2011

Sejarah PSSI

PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, beliau kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.
Logo lama PSSI.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.

Sejarah perkumpulan sepak bola di Indonesia

Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia[1].
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Di tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-an[2].